Toxic Femininity Adalah Bukti Bahwa Kesetaraan Gender Hanyalah Omong Kosong Belaka
Sejak zaman Siti Nurbaya perempuan selalu didiskriminasi. Lawan arus dikit aja dikatain ini itu. Melawan kodrat lah, durhaka lah, atau yang lebih parah lagi dibilang sok-sokan beda dari yang lain. Pandangan orang-orang terhadap perempuan seolah-olah harus 'seragam', padahal setiap orang punya jalan yang beda. Akhirnya, perempuan-perempuan yang terpaksa nurut akan mempunyai dua kemungkinan. Pertama, mewarisi kembali pandangan orang-orang yang masih super duper kuno ini. Kedua, mendukung anak-anak perempuannya kelak untuk bisa bebas sebebas-bebasnya. Tapi, ya cuma sedikit dari mereka yang berani melawan arus dan bersuara. Yang lebih parahnya lagi adalah pandangan kuno ini terus menerus diwariskan dan dianggap lumrah. Mereka yang melawan arus sering kali terpojok dan merasa diasingkan. Semua hal yang membuat mereka terpojok dan terasing ini datang dari sebuah " Toxic Femininity ". Kalau perempuan datang ke acara nikahan sodara atau temennya pasti selalu dita...